Pelajaran bisnis dari nonton final panahan

Bismillah...

Beberapa hari yang lalu saya sempat nonton live streaming final Hyunday Archery World Cup di Antalya, Turki.

Salah satu cabang yang paling saya tunggu adalah final cabang recurve pria.

Yang bertanding di final dan memperebutkan medali emas adalah pemanah dari Amerika: Brady Elison, dan pemanah Perancis: Jean Charles Valladont.

Untuk Anda yang asing dengan dunia panahan, recurve adalah salah satu cabang paling populer yang dipertandingkan dalam olah raga ini.

Anda mungkin pernah melihat busur recurve dalam film-film populer seperti The Avengers (aktifkan gambar didalam email Anda.)

Nah, dalam final kemarin, ada satu hal yang cukup menarik terjadi.

Pertandingannya dari awal sudah berjalan alot, namun akhirnya dimenangkan oleh JC Valladont dari Perancis.

Salah satu penyebabnya, dalam babak akhir, Brady (Amerika) melakukan kesalahan, yang mengakibatkan anak panahnya mendarat di angka 8.

Jangan salah, untuk mendapatkan angka 8 dari jarak 70m, dengan kondisi angin berkecepatan 4.7m per detik menghantam anak panah Anda saat terbang, bukan hal yang mudah.

Butuh disiplin dan komitmen yang luar biasa tinggi untuk bisa mencapai tingkat akurasi seperti itu.

Namun, dalam dunia panahan professional, angka 8 itu sudah masuk kategori sangat mengecewakan.

JC Valladont pun langsung memanfaatkan kesalahan lawannya ini, dan mengesekusi tembakan dengan nilai 10.

Menang...

Apa pelajarannya?

Dari dunia olah raga, seringnya, kemenangan di satu pihak adalah hasil dari kesalahan yang dilakukan pihak lain.

Ini terjadi di sepak bola, balap motor, basket, bulu tangkis, dll.

Dan hal ini saya lihat juga muncul dalam dunia bisnis.

Pelajaran yang bisa saya ambil dari kejadian diatas adalah, minimalisir kesalahan, salah satunya dalam menjaga pembeli.

Saya punya prinsip:

Jika kita tidak mengurus pelanggan kita dengan baik, orang lain yang akan mengurusnya.

Saya beberapa kali mendapat email atau chat yang isinya:

Mas, produk XYZ cocok ga untuk saya?

Saya selalu menjawab sesuai pengalaman saya menggunakannya, baik buruknya saya buka seberimbang yang saya bisa.

Kalau saya tidak suka saya akan bilang tidak suka.

Kalau saya pakai tiap hari, maka akan saya bilang juga.

Namun, belakangan saya sering nanya balik:

Kenapa ga nanya langsung ke yang jual?

Dari beberapa respons yang saya tanya balik, saya dapet jawaban:

Udah mas, tapi yang jual ga bales.

Jadi ada penjual diluar sana yang tidak mengurus pembelinya dengan baik, dan jadinya saya yang mengurus pembelinya.

Akhirnya, karena saya mengurus pembeli orang lain, jadinya pembeli orang itu berakhir juga sebagai pembeli saya.

Padahal pembeli ini mungkin tidak melihat iklan saya, tidak tau saya ada promosi apa, tapi akhirnya membeli juga.

Jadi, jaga pembeli Anda dengan baik.

Komunikasilah ke mereka.

Respon dengan cepat.

Tunjukkan Anda perduli, dan buktikan.

Kirimkan email untuk sekedar bilang halo, apa kabar?

Yuk praktek sekarang.

Ini caranya:

  1. Daftar ke http://kirim.email
  2. Kumpulkan email pembeli Anda dan import ke akun KIRIM.EMAIL Anda.
  3. Kirimkan email dan katakan halo. Kalau Anda mau sekalian jualan ya ga papa juga, siapa tau langsung berhasil.
  4. Anda dapat memasukkan email saya ini ke dalam database Anda agar saya juga menerima emailnya, dan siapa tau nanti saya jawab.
  5. Ukur email Anda, berapa banyak yang buka email? (Anda bisa melihat ini di KIRIM.EMAIL) Berapa yang balas? Dll.

Saya tunggu.

Daftar sekarang di:

http://KIRIM.EMAIL

Anda memiliki pertanyaan tentang email marketing?

Atau mungkin tentang menjaga pelanggan?

Silahkan jawab email ini.

-Fikry